Thursday, February 2, 2012

Antara Kolesterol dan Diabetes Melitus (Kencing Manis)

Diabetes merupakan suatu keadaan dimana kadar gula darah melebihi batas normal. Diabetes ini juga merupakan faktor risiko terhadap PJK. Bila kadar gula darah naik dan berlangsung lama, maka akan memicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner. Pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda. Diabetes yang tidak terkonrol dengan kadar glukosa yang tinggi cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida. Bentuk kolesterol LDL pada penderita diabetes lebih padat dengan ukuran yang lebih kecil yang sering disebut Small Dense LDL, sehingga mudah sekali masuk kedalam lapisan pembuluh darah yang lebih dalam. Bentuk kolesterol LDL ini lebih jahat lagi karena lebih bersifat aterogenik (lebih mudah menempel pada pembuluh darah dan lebih mudah membentuk plak).

Disfungsi Ereksi (Gangguan Ereksi)


Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang memadai untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan.
Proses aterosklerosis (pembentukan plak) akibat kolesterol tinggi juga dapat terjadi pada pembuluh darah penis (arteri dorsalis penis). Plak yang menyumbat pembuluh darah penis ini menyebabkan penis tidak mendapatka aliran darah sehingga terjadi gangguan ereksi.

Kolesterol Harus Dikontrol!

Karena dampak kolesterol yang amat membahayakan kesehatan, maka kadar kolesterol perlu dikontrol. Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah, dapat dilakukan dengan melakukan tes di laboratorium setelah puasa lebih kurang 10 jam. Adapun nilai normal laboratorium untuk kolesterol adalah sebagai berikut:
  1. Kolesterol LDL: Nilai normal kolesterol LDL bergantung kepada jumlah faktor risiko seseorang terhadap PJK. Semakin banyak jumlah faktor risikonya, maka semakin rendah kolesterol LDL yang harus diturunkan.
    • Jika jumlah faktor risiko PJK 0-1 , maka kolesterol LDL < 160 mg/dl
    • Jika jumlah faktor risiko PJK > 2, maka kolesterol LDL < 130 mg/dl
    • Jika seseorang ada riwayat PJK ataupun Diabetes, maka kolesterol LDL < 100 mg/dl
  2. Kolesterol HDL : > 40 mg/dl
  3. Trigliserida : <150 mg/dl
  4. Kolesterol Total : < 200 mg/dl

Gaya hidup sehat

Selain rutin melakukan pemeriksaan laboratorium, kolesterol juga bisa dikendalikan dengan menerapkan gaya hidup yang sehat. Di antaranya menjaga berat badan yang seimbang. Kegemukan juga salah satu faktor risiko lain diabetes, hipertensi, yang pada taraf selanjutya meningkatkan risiko PJK. Berat badan dikatakan ideal bila berat badan untuk tinggi badan tertentu secara statistik dianggap paling baik untuk menjamin kesehatan.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Wednesday, February 1, 2012

Kolesterol | Dampak Kolesterol | Kesehatan

Di kehidupan sehari-hari kita sudah tidak asing lagi dengan istilah kolesterol. Kalau kita disuguhi makanan gorengan atau masakan yang berasal dari daging sapi atau kambing, maka pikiran kita pasti akan mengarah pada kolesterol. Bagi yang tengah menjalani diet, makanan tadi sudah pasti ditampiknya karena sumber kolesterol. Apakah kolesterol itu? Samakah kolesterol dengan lemak?
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi. Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Dari segi ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan menjadi lemak sederhana, lemak majemuk, dan turunan lemak. Masing-masing jenis lemak memiliki stuktur kimia berbeda. Contoh lemak sederhana adalah monogliserida, digliserida, dan trigliserida. Lemak majemuk contohnya fosfolipid dan lipoprotein. Sedangkan yang termasuk dalam turunan lemak salah satu contohnya adalah kolesterol.

Meski masuk dalam golongan lemak atau lipid, tetapi kolesterol dan lemak merupakan substansi/unsur yang berbeda. Satu makanan bisa saja tinggi lemak, tetapi bebas kolesterol, misalnya minyak zaitun. Atau sebaliknya makanan lain bisa rendah lemak tetapi tinggi kolesterol.

Apa itu kolesterol?

Dilihat dari struktur kimianya, kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks. Sebagian besar kolesterol yang beredar dalam tubuh manusia dihasilkan dari dalam tubuh (di hati), mencapai 80% dari total kolesterol. Sisanya (20%) diperoleh dari makanan. Meski tampak "jahat" sebenarnya kolesterol memiliki banyak kegunaan dalam tubuh, di antaranya membuat hormon seks, membentuk dinding sel dan lain-lain.

Kolesterol tidak larut dalam cairan darah. Untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein. Lipoprotein dapat dianggap sebagai 'pembawa' (carier) kolesterol dalam darah.

Jumlah kolesterol yang ada di tubuh kita harus seimbang dengan kebutuhan. Dengan begitu tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi bila jumlahnya berlebihan, salah satunya akibat terlau sering makan makanan mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah akan meningkat.

Jenis-jenis Kolesterol

1. Kolesterol LDL (low density lipoprotein)
Kolesterol LDL ini adalah kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol di dalam darah. LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat, karena kadar LDL yang tinggi akan menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner dan merupakan target utama dalam pengobatan.

2. Kolesterol HDL (high density lipoprotein)
Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit. HDL sering disebut kolesterol baik, karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati untuk diproses dan dibuang. Jadi HDL mampu mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi (proteksi) dari aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).


Selain LDL dan HLD ada lagi satu jenis lemak yang berbahaya, yakni trigliserida. Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, minum alkohol, makan gula, makan lemak. Kadar trigliserida yang tinggi banyak dikaitkan dengan pankreatitis atau radang pankreas.

Kolesterol : Faktor Risiko Penyakit jantung dan stroke

Jika kadar kolesterol di dalam darah melebihi dari nilai normal, maka risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke akan lebih besar. Kelebihan kolesterol dapat menyebabkan mengendapnya kolesterol pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis (proses pembentukan plak pada pembuluh darah).

Jika penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, sehingga menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak memadai, maka timbul sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai angina. Dan bila berlanjut akan menyebabkan matinya jaringan otot jantung yang disebut infark miokard. Jika infark miokard meluas, maka akan timbullah gagal jantung.

Selain kolesterol LDL, faktor risiko lain yang memperbesar terjadinya penyakit jantung adalah kebiasaan merokok, nilai HDL rendah (< 40 mg/dl), memiliki penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi (140/90 atau sedang dalam pengobatan). Selain itu penyakit jantung berisiko lebih tinggi pada usia ³ 45 tahun (pria) dan ³ 65 tahun (wanita), yang diketahui memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung. Adapun gejala penyakit jantung adalah:
  • Rasa tertekan (ditimpa beban, sakit, terjepit, diperas, terbakar ) di dada yang dapat menjalar ke lengan kiri, leher, dan punggung
  • Tercekik atau sesak
  • Berlangsung lebih dari 20 menit.
  • Keringat dingin, lemah, berdebar dan bisa sampai pingsan
  • Gejala akan berkurang dengan istirahat dan bertambah berat dengan aktivitas

Jika sumbatan ini menyerang pembuluh darah otak maka akan terjadi stroke. Gejala serangan stroke tergantung dari derajat serangan, mulai dari yang ringan sampai berat.

Gejala stroke ringan :
♪    Bicara tiba-tiba jadi pelo
Gejala stroke yang sifatnya berat :
♪    Kelumpuhan anggota gerak tubuh
♪    Wajah menjadi tidak simetris
♪    Jika terjadi perdarahan otak dapat menyebabkan KEMATIAN.

Gejala-gejala stroke memerlukan tindakan yang cepat agar jangan sampai jatuh pada derajat yang lebih berat.


Sumber : Majalah-Farmacia.com

SERANGAN JANTUNG | HEART ATTACK

DEFINISI


Serangan Jantung (infark miokardial), (myocard infarct),(miokard infark) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung (miokardium) mati karena kekurangan oksigen.




PENYEBAB
Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung.
Jika terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati.

Kemampuan memompa jantung setelah suatu serangan jantung secara langsung berhubungan dengan luas dan lokasi kerusakan jaringan (infark).
Jika lebih dari separuh jaringan jantung mengalami kerusakan, biasanya jantung tidak dapat berfungsi dan kemungkinan terjadi kematian. Bahkan walaupun kerusakannya tidak luas, jantung tidak mampu memompa dengan baik, sehingga terjadi gagal jantung atau syok.

Jantung yang mengalami kerusakan bisa membesar, dan sebagian merupakan usaha jantung untuk mengkompensasi kemampuan memompanya yang menurun (karena jantung yang lebih besar akan berdenyut lebih kuat).
Jantung yang membesar juga merupakan gambaran dari kerusakan otot jantungnya sendiri. Pembesaran jantung setelah suatu serangan jantung memberikan prognosis yang lebih buruk.

Penyebab lain dari serangan jantung adalah:



  • Suatu bekuan dari bagian jantungnya sendiri.
        Kadang suatu bekuan (embolus) terbentuk di dalam jantung, lalu pecah dan tersangkut di arteri koroner.
  • Kejang pada arteri koroner yang menyebabkan terhentinya aliran darah.
        Kejang ini bisa disebabkan oleh obat (seperti kokain) atau karena merokok, tetapi kadang penyebabnya
  •     tidak diketahui.

    GEJALA


    Sekitar 2 dari 3 orang yang mengalami serangan jantung, beberapa hari sebelum terjadinya serangan merasakan nyeri dada yang hilang-timbul, sesak nafas atau kelelahan.
    Nyeri dada semakin sering muncul bahkan setelah melakukan aktivitas fisik yang ringan. Unstable angina seperti ini bisa berakhir menjadi suatu serangan jantung.

    Nyeri di pertengahan dada menjalar ke punggung, rahang atau lengan kiri; atau yang lebih jarang menjalar ke lengan kanan.
    Nyeri bisa timbul di tempat-tempat itu tanpa nyeri dada sama sekali.

    Nyeri pada serangan jantung mirip dengan nyeri pada angina tapi lebih hebat dan lebih lama, tidak berkurang dengan istirahat maupun pemberian nitroglliserin.
    Kadang-kadang nyeri dirasakan di perut dan disalahartikan sebagai salah makan, terutama karena setelah penderita bersendawa nyeri agak berkurang atau hilang untuk sementara waktu.

    Gejala lainnya adalah rasa seperti akan pingsan dan jantung berdebar.
    Irama jantung abnormal (aritmia) bisa mempengaruhi kemampuan memompa jantung atau bisa menyebabkan cardiac arrest (jantung berhenti memompa secara efektif), sehingga terjadi penurunan kesadaran atau kematian.

    Selama serangan, penderita bisa merasakan gelisah, berkeringat dan cemas dan bisa merasa ajalnya akan segera tiba.
    Bibir, tangan dan kaki tampak kebiruan.
    Penderita usia lanjut bisa mengalami disorientasi (linglung).

    Sebanyak 1 diantara 5 orang yang mengalami serangan jantung, hanya memiliki gejala yang ringan atau tanpa gejala sama sekali
    Serangan jantung seperti ini hanya bisa dikenali dari pemeriksaan rutin EKG beberapa waktu kemudian.

    KOMPLIKASI

    Komplikasi yang sering terjadi adalah ruptur miokardial, gumpalan darah, aritmia (gangguan irama jantung), gagal jantung atau syok atau perikarditis.

    Ruptur miokardial

    Otot jantung yang mengalami kerusakan akan menjadi lemah, sehingga kadang mengalami robekan karena tekanan dari aksi pompa jantung.
    2 bagian jantung yang sering mengalami robekan selama atau setelah suatu serangan jantung adalah dinding otot jantung dan otot yang mengendalikan pembukaan dan penutupan salah satu katup jantung (katup mitralis).
    Jika ototnya robek, maka katup tidak dapat berfungsi sehingga secara tiba-tiba terjadi gagal jantung yang berat.

    Otot jantung pada dinding yang membatasi kedua ventrikel (septum) atau otot pada dinding luar jantung juga bisa mengalami robekan. Robekan septum kadang dapat diperbaiki melalui pembedahan, tetapi robekan pada dinding luar hampir selalu menyebabkan kematian.

    Otot jantung yang mengalami kerusakan karena serangan jantung tidak akan berkontraksi dengan baik meskipun tidak mengalami robekan. Otot yang rusak ini digantikan oleh jaringan parut fibrosa yang kaku dan tidak dapat berkontraksi. Kadang bagian ini akan menggembung pada saat seharusnya berkontraksi.
    Untuk mengurangi luasnya daerah yang tidak berfungsi ini bisa diberikan ACE-inhibitor.

    Otot yang rusak bisa membentuk penonjolan kecil pada dinding jantung (aneurisma). Adanya aneurisma bisa diketahui dari gambaran EKG yang tidak normal, dan untuk memperkuat dugaan ini bisa dilakukan ekokardiogram.
    Aneurisma tidak akan mengalami robekan, tetapi bisa menyebabkan irama jantung yang tidak teratur dan bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan memompa jantung.
    Darah yang melalui aneurisma akan mengalir lebih lambat, karena itu bisa terbentuk bekuan di dalam ruang-ruang jantung.

    Bekuan darah

    Pada sekitar 20-60% orang yang pernah mengalami serangan jantung, terbentuk bekuan darah di dalam jantung. Pada 5% dari penderita ini, bekuan bisa pecah, mengalir di dalam arteri dan tersangkut di pembuluh darah yang lebih kecil di seluruh tubuh, menyebabkan tersumbatnya aliran darah ke sebagian dari otak (menyebabkan stroke) atau ke organ lainnya.
    Untuk menemukan adanya bekuan di dalam jantung atau untuk mengetahui faktor predisposisi yang dimiliki oleh penderita, dilakukan ekokardiogram.

    Untuk membantu mencegah pembentukan bekuan darah ini, seringkali diberikan antikoagulan (misalnya heparin dan warfarain).
    Obat ini biasanya diminum selama 3-6 bulan setelah serangan jantung.

    DIAGNOSA

    Jika seorang pria diatas 35 tahun atau seorang wanita diatas 50 tahun mengeluh nyeri dada, biasanya dipertimbangkan kemungkinan suatu serangan jantung.
    Diagnosis serangan jantung bisa diperkuat dengan melakukan pemeriksaan berikut:
    1. EKG
      Bila diduga terjadi suatu serangan jantung, maka EKG merupakan pemeriksan diagnostik awal yang paling penting. 
      Beberapa kelainan bisa terlihat pada EKG, tergantung ukuran dan lokasi dari kerusakan jantung.
    2. Pemeriksaan darah 
      Pemeriksaan darah dilakukan untuk menentukan kadar enzim tertentu. 
      Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung dan dilepaskan ke dalam darah jika terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar enzim ini akan tampak dalam waktu 6 jam setelah serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar enzim ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-8 jam selama 24 jam berikutnya.
    3. Ekokardiogram
      Ekokardiogram akan menggambarkan berkurangnya pergerakan sebagian dari dinding ventrikel kiri (ruang jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh), yang merupakan petunjuk adanya kerusakan karena serangan jantung.
    4. Radionuclide imaging
      Penggambaran dengan radionuklida bisa menunjukkan berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otot jantung, yang merupakan petunjuk adanya jaringan parut (jaringan yang mati) akibat serangan jantung.
    PENGOBATAN


    Serangan jantung merupakan suatu keadaan darurat.
    Separuh kematian akibat serangan jantung terjadi dalam waktu 3-4 jam pertama setelah terjadinya gejala. Semakin cepat pertolongan diberikan, semakin besar kemungkinan penderita dapat tertolong.

    Seseorang yang diduga mengalami serangan jantung biasanya dirawat di unit perawatan jantung, dan untuk menilai kerusakan jantung, dilakukan pemantauan ketat terhadap irama jantung, tekanan darah dan jumlah oksigen dalam darahnya.

    Pengobatan Awal

    Biasanya segera diberikan tablet Aspirin yang harus dikunyah.
    Pemberian obat ini akan mengurangi pembentukan bekuan darah di dalam arteri koroner.

    Beta-blocker diberikan untuk memperlambat denyut jantung dan supaya jantung tidak bekerja terlalu berat memompa darah ke seluruh tubuh.
    Oksigen seringkali diberikan melalui sungkup muka atau selang kecil yang dimasukkan ke dalam lubang hidung. Dengan pemberian oksigen, maka tekanan oksigen di dalam darah akan meningkat sehingga lebih banyak oksigen yang sampai ke jantung dan kerusakan jantung dapat diperkecil.

    Jika suatu penyumbatan dalam arteri koroner dapat segera diatasi, maka jaringan jantung dapat diselamatkan.
    Bekuan darah dalam arteri seringkali dapat dilarutkan dengan terapi trombolitik, yaitu dengan memberikan streptokinase, urikinase dan aktivator plasminogen jaringan. Agar efektif, obat ini diberikan secara intravena dalam waktu 6 jam setelah terjadinya gejala serangan jantung; karena jika sudah lebih dari 6 jam, beberapa kerusakan sifatnya akan menetap.

    Pengobatan dini meningkatkan aliran darah pada 60-80% penderita dan bisa meminimalkan kerusakan jaringan jantung.
    Aspirin (mencegah pembentukan bekuan darah dari platelet) atau heparin (menghentikan perdarahan) bisa menambah efektivitas dari terapi trombolitik.

    Terapi trombolitik bisa menyebabkan perdarahan, sehingga biasanya tidak diberikan kepada penderita yang:
    - Mengalami perdarahan saluran pencernaan
    - Memiliki tekanan darah tinggi yang berat
    - Baru menderita stroke
    - Baru menjalani pembedahan.
    Penderita lanjut usia yang tidak memiliki keadaan tersebut diatas, bisa menjalani terapi trombolitik dengan aman.

    Beberapa rumah sakit menggunakan angioplasti atau pembedahan bypass arteri koroner segera setelah serangan jantung.
    Nitroglycerin bisa mengatasi nyeri dengan mengurangi beban kerja jantung, dan biasanya pada awalnya diberikan secara intravena.

    Jika obat yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah arteri koroner juga tidak berhasil mengurangi gejala serangan jantung, biasanya diberikan suntikan morfin.
    Morfin juga merupakan obat penenang dan mengurangi beban kerja jantung.

    Pengobatan Lanjutan

    Seseorang yang baru mengalami serangan jantung, harus menjalani tirah baring di dalam ruangan yang tenang selama beberapa hari; karena kegembiraan, aktivitas fisik dan stres emosional bisa memperberat kerja jantung.
    Pelunak tinja dan pencahar bisa digunakan untuk mencegah sembelit.

    Kecemasan dan depresi sering terjadi setelah suatu serangan jantung. Kecemasan yang berat bisa membebani jantung, sehingga diberikan obat penenang.
    ACE-inhibitor secara rutin diberikan untuk mengurangi pembesaran jantung, yang sering terjadi setelah suatu serangan jantung.

    PROGNOSIS

    Sebagian besar penderita yang bertahan hidup selama beberapa hari setelah serangan jantung dapat mengalami kesembuhan total; tetapi sekitar 10% meninggal dalam waktu 1 tahun.
    Kematian terjadi dalam waktu 3-4 bulan pertama, terutama pada penderita yang kembali mengalami angina, aritmia ventrikuler dan gagal jantung.

    REHABILITASI

    Rehabilitasi jantung merupakan bagian yang penting dalam proses penyembuhan.
    Tetap berbaring di tempat tidur lebih dari 2-3 hari akan menyebabkan terhentinya aktivitas fisik dan kadang menyebabkan depresi dan rasa ketergantungan.

    Pada hari ketiga atau keempat setelah terjadinya serangan jantung, penderita secara bertahap dilatih duduk, melakukan kegiatan pasif, berjalan ke kamar mandi dan melakukan kegiatan yang tidak menimbulkan stres (misalnya membaca) .
    Setelah 3-6 minggu, penderita harus secara perlahan meningkatkan aktivitasnya.
    Jika tidak terjadi sesak nafas dan nyeri dada, aktivitas normal bisa kembali dilakukan setelah sekitar 6 minggu.

    PENCEGAHAN

    Sedapat mungkin mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit arteri koroner, terutama yang dapat dirubah oleh penderita:



  • Berhenti merokok
  • Menurunkan berat badan
  • Mengendalikan tekanan darah
  • Menurunkan kadar kolesterol darah dengan diet atau dengan obat
  • Melakukan olah raga secara teratur.


  • Sumber : Medicastore.com

    Hubungan Hipertensi dan Serangan Jantung

    Yahoo.com, Jakarta - Meninggalnya komedian serial 'Tawa Sutra' mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, belakangan kondisi Ade terlihat semakin membaik.

    Beredar kabar tersiar bahawa Ade Namnung meninggal karena stroke dan serangan jantung. Lantas, sebenarnya penyakit kronis apa yang membuat komedian bernama lengkap Syamsul Effendi itu menghadap Sang Khaliq?

    Penyakit jantung koroner dan stroke biasanya muncul setelah seseorang menderita hipertensi. Hipertensi sendiri adalah suatu penyakit dimana penderita memiliki tekanan darah di atas normal atau tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg.

    Biasanya gejala hipertensi berupa pusing, sakit kepala, muka merah, detak jantung cepat dan berdebar-debar, pegal, tidak nyaman pada tengkuk dan kondisi tubuh yang tidak fit. Hipertensi sendiri merupakan penyakit yang sulit dideteksi dan sering menyebabkan kematian secara tiba-tiba dan tanpa diduga, sehingga juga dikenal sebagai 'The Silent Killer.

    Dokter spesialis penyakit dalam yang sekaligus praktisi kesehatan Universitas Indonesia, Dr Ari Farial Syam mengatakan bahwa ada hubungannya antara penderita hipertensi yang berujung stroke dengan serangan jantung. Hipertensi, penyakit jantung dan stroke saling berhubungan dalam sistem peredaran darah tubuh.

    "Bagi penderita hipertensi dan stroke yang memiliki faktor risiko menderita serangan jantung adalah penderita yang obesitas, kolestrol tinggi, dan terus menjalani gaya hidup yang tak sehat hingga merokok," kata Dr Ari saat dihubungi INILAH.COM, Selasa (31/1).

    Ari menjelaskan, bisa saja jika seseorang penderita stroke telah menunjukkan kondisi yang mulai membaik, kemudian tiba-tiba terserang serangan jantung karena kerusakan pada pembuluh darahnya.

    "stroke terjadi karena kerusakan pembuluh darah otak, sedangkan serangan jantung atau gagal jantung adalah terjadi penyempitan pada pembuluh darah yang ada di jantung," jelas Dr Ari. Artiinya, sambung Dr. Ari, darah yang seharusnya lancar mengalir ke otak dan jantung malah tersumbat.

    Penyebab dan komplikasinya

    Penyebab hipertensi banyak sekali, selain faktor genetik, stres, jenis kelamin, usia dll, penyebab lainnya juga ialah gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang kurang sehat dan kurang olah raga.

    Hipertensi terjadi karena menyempitnya pembuluh darah yang diakibatkan oleh mengendapnya kalsium (darah dalam kondisi terlalu basa) dan kolesterol di dinding pembuluh darah. Ditambah dengan konsentrasi darah yang kental karena tingginya natrium berakibat aliran darah kurang lancar sehingga menghambat suplai makanan dan oksigen ke jaringan dan sel tubuh.

    Kondisi tersebut memacu jantung untuk bergerak dan bekerja lebih keras, akibatnya tekanan darah menjadi tinggi. Dalam jangka waktu tertentu bisa menyebabkan serangan jantung. Dan bila penyempitan pembuluh darah terjadi di otak maka akan mengakibatkan terjadinya stroke.

    Sementara itu, tekanan darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah arteri yang akan menimbulkan komplikasi berupa gagal ginjal, serangan jantung dan stoke.

    Nah, untuk menghindari hipertensi, stroke dan jantung, berikut tips sehatnya...

    1. Terapkan pola makan sehat yaitu diet rendah lemak dan rendah garam.
    2. Hindari pengkonsumsian makanan yang diawetkan/ makanan kaleng.
    3. Hindari pengkonsumsian makanan yang memicu meningkatnya tekanan darah. tinggi seperti durian,
         daging kambing dan jeroan.
    4. Konsumsi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung kalium.
    5. Menjaga berat badan agar tetap ideal.
    6. Olah raga secara teratur minimal seminggu 3 kali.


    Sumber : Berita - Yahoo

    Makna Kesehatan Menurut Filsafat

    Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

    Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari.

    Pada masa lalu, sebagian besar individu dan masyarakat memandang sehat dan sakit sebagai sesuatu Hitam atau Putih. Dimana kesehatan merupakan kondisi kebalikan dari penyakit atau kondisi yang terbebas dari penyakit. Anggapan atau sikap yang sederhana ini tentu dapat diterapkan dengan mudah, akan tetapi mengabaikan adanya rentang sehat-sakit. Pendekatan yang digunakan pada abad ke-21, sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas.

    Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.

    UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

    KONSEP SEHAT DARI PERSPEKSTIF FILSAFAT

    DEFINISI FILSAFAT

    Filsafat adalah : Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani, philosophia: philein artinya cinta, mencintai, philos pecinta, sophia kebijaksanaan atau hikmat. Jadi filsafat artinya “cinta akan kebijaksanaan”. Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati.. Menurut dari asal katanya pengertian filsafat terdiri dari kata filos (philos) yang artinya cinta dan solfiah yang artinya kearifan/kebijaksanaan. Filsafat berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” yang mempunyai arti cinta akan kebijaksanaan/kearifan.

    Sedangkan bila kita berfilsafat mempunyai pengertian berpikir secara mendalam tentang hakekat segala sesuatu dengan cara mencari makna yang paling mendalam / makna sesungguhnya.

    Definisi filsafat menurut beberapa ilmuwan antara lain:
    1. PLATO
    Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli artinya kebenaran yang telah dibuktikan secara nyata.
    2. ARISTOTELES
    Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, estetika.
    3. DESKARTES
    Filsafat adalah kumpulan dari segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia sebagai bidang penelitian.
    4. IMMANUEL KANT
    Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal pokok dari segala pengetahuan.
    5. AL FARABI
    Filsafat adalah pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.

    SEHAT MENURUT FILSAFAT

    Pada zaman klasik Ilmu kedokteran berdasarkan pada filsafat alam yang berkembang pada waktu itu. Contohnya ilmu kedokteran Cina yang mendasarkan fenomena sehat dan sakit pada filsafat pergerakan lima unsur di alam. Namun demikian cukup banyak pula penemuan berdasarkan pengalaman dan percobaan yang banyak manfaatnya dalam ilmu pengobatan. Menurut ajaran filsafat dari Cina/Taoisme, sehat adalah gejala ketidakseimbangan antara unsur yin dan yang, baik antara manusia (mikrokosmos) dengan alam semesta (makrokosmos), maupun unsur-unsur yang ada pada kehidupan di dalam tubuh manusia sendiri.

    Dalam ajaran Taoisme, ditegaskan bahwa semua isi alam raya dan sifat-sifatnya bisa digolongkan ke dalam dua kelompok yang disebut kelompok yin (sifatnya mendekati air) dan kelompok yang (sifatnya mendekati api). Sifat yin dan yang saling berlawanan, saling menghidupi, saling mengendalikan, saling mempengaruhi tetapi membentuk sebuah kesatuan yang dinamis (harmonisasi). Contohnya, lelaki-perempuan, panas-dingin, terang-gelap, aktif-pasif, dan seterusnya. Seseorang akan dikatakan sakit jika tejadi ketidak seimbangan antara yin dan yang.

    Sebenarnya, dalam filsafat-filsafat kuno, atau perenialisme modern, ruh, pikiran dan raga tak pernah dilihat sebagai dua hal yang terpisah. Istilahnya, yang sekarang kembali lagi populer, holistik (belakangan, sebagai alternatif terhadap kedokteran modern yang bersifat mekanistik-ragawi, orang mulai memperkenalkan kembali istilah kedokteran, atau penyembuhan (healing) holistik (holistic medicine).

    Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang fisika dan biologi pada akhir abad XX ini, terutama penemuan-penemuan tentang teori relatifitas, teori kuantum, dan biomolekuler telah mempengaruhi paradigma kelimuan yang ditegakkan oleh Newton dan Rene Descartes pada zaman renaissance. Dalam bidang ilmu kedokteran, pandangan terhadap manusia yang terlalu mekanistik, dan dikhotomik yang memisahkan antara fisik dan psikhis, telah bergeser menjadi lebih bersifat spiritual dan memandang manusia secara holistik dan seimbang, akan mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran, khususnya bioetika. Kecenderungan bioetika sebelumnya yang lebih bersifat sekuler, otonom dan pluralistik akan lebih disesuaikan dengan prinsip etika yang lebih memperhatikan perspektif spiritualitas dan holistik. Dengan adanya penemuan berbagai jenis kecerdasan pada manusia, seperti kecerdasan emosional dan spiritual disamping kecerdasan intelektual mendorong pendekatan pandangan tentang existensi manusia pada aspek-aspek non materi disamping aspek materi.

    Dalam filsafat Islam , berkembang sebuah aliran yang disebut sebagai teosofi trasenden (al-hikmah al-muat̢۪aliyah). Dalam aliran ini, holisme kembali ditegaskan karena gagasannya tentang sifat ambigu eksistensi (tasykik) dan gerak substansial (al-harakah al-jawhariyah). Yakni, bahwa keberadaan manusia senantiasa berada dalam limbo, berada di antara satu tingkat dan tingkat lainnya dalam tangga keberadaan, bergerak dari yang sepenuhnya bersifat fisik dan material hingga ke yang sepenuhnya bersifat ruhaniah. Dan bahwa sesungguhnya tak ada batas yang memisahkan keberadaan fisikal dengan yang bersifat mental, psikologis, maupun ruhaniah (spiritual). Kapan saja, manusia bisa berada secara lebih fisikal, tapi juga bisa meningkat ke yang lebih spiritual. Dan sebaliknya. Dalam filsafat ini, sebagaimana juga dalam ajaran Islam pada umumnya, orang menjadi lebih spiritual karena amal-amal salih yang dilakukannya. Dalam konteks pembicaraan kita ini, orang lebih spiritual dengan kata lain, lebih bahagia berkat amal-amal salih yang mendekatkannya pada khazanah alam spiritual, kepada Tuhan sebagai puncak spiritualitas.

    DEFINISI SEHAT
    Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
    Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).

    Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
    1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
    2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi ling¬kungan internal dan eksternal.
    3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

    UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

    Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

    KONSEP BARU TENTANG MAKNA SEHAT

    Konsep sakit-sehat senantiasa berubah sejalan dengan pengalaman kita tentang nilai, peran penghargaan dan pemahaman kita terhadap kesehatan. Dimulai pada zaman keemasan yunani bahwa sehat itu sebagai sesuatu yang dibanggakan sedang sakit sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat;

    Filosofi yang berkembang pada saat ini adalah filosofi Cartesian yang verorientasi pada kesehatan fisik semata-mata yang menyatakan bahwa seseorang disebut sehat bila tidak ditemukan disfungsi alat tubuh. Mental dan roh bukan urusan dokter-dokter melainkan urusan agama. Setelah ditemukan kuman penyebab penyakit batasan sehat juga berubah. Seseorang disebut sehat apabila setelah diadakan pemeriksaan secara seksama tidak ditemukan penyebab penyakit. Tahun lima puluhan kemudian definisi sehat WHO mengalami perubahan seperti yang tertera dalam UU kesehatan RI No.23 tahun 1992 telah dimasukkan unsure hidup produktif social dan ekonomi.Definisi terkini yang dianut di beberapa negara maju seperti Canada yang mengutamakan konsep sehat produktif. Sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif.

    Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna dalam konsep sehat serta memiliki makna tersendiri bagi para ahli kesehatan masyarakat di dunia tahun 1994 dianggap sebagai pertanda dimulainya era kebangkitan kesehatan masyarakt baru, karena sejak tahun 1974 terjadi diskusi intensif yang berskala nasional dan internasional tentang karakteristik, konsep dan metode untuk meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

    Sistem Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar menurut Deklarasi Alma Ata ( 1978 )
    1. Kesehatan adalah keadaan sempurna dalam aspek fisik, mental dan sosial serta bebas dari penyakit atau kecacatan merupakan hak azasi manusia yang fundamental
    2. Ketidak seimbangan status kesehatan antara negara dan antar daerah dalam suatu negara diakui dan disadari oleh semua negara
    3. Pemerintah bertanggung jawab atas kesehatan masyarakatnya dan masyarakat berhak dan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaanya
    4. Agar dalam tahun 2000 status kesehatan masyarakat di setiap negara memungkinkan setiap penduduk hidup produktif secara sosial dan ekonomi

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEYAKINAN DAN TINDAKAN KESEHATAN

    1. Faktor Internal

    a. Tahap Perkembangan
    Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.

    b. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
    Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit , latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memehami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan sendirinya.

    c. Persepsi tentang fungsi
    Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Contoh, seseorang dengan kondisi jantung yang kronik merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan orang yang tidak pernah mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya, keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masing-masing orang cenderung berbeda-beda. Selain itu, individu yang sudah berhasil sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin akan mengubah keyakinan mereka terhadap kesehatan dan cara mereka melaksanakannya.

    d. Faktor Emosi
    Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respons stres dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupannya. Seseorang yang secara umum terlihat sangat tenang mungkin mempunyai respons emosional yang kecil selama ia sakit.

    e. Spiritual
    Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup. Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas.

    2. Faktor Eksternal

    a. Praktik di Keluarga
    Cara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan biasanya mempengaruhi cara individu dalam melaksanakan kesehatannya
    b. Faktor Sosioekonomi
    Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya.
    c. Latar Belakang Budaya
    Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi.

    PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

    Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan dua konsep yang berhubungan erat dan pada pelaksanaannya ada beberapa hal yang menjadi saling tumpang tindih satu sama lain. Peningkatan kesehatan merupakan upaya memelihara atau memperbaiki tingkat kesehatan individu saat ini. Sedangkan pencegahan penyakit merupakan upaya yang bertujuan melindungi individu dari ancaman kesehatan yang bersifat aktual maupun potensial.

    Kegiatan Peningkatan Kesehatan dapat bersifat Aktif maupun Pasif
    a. Peningkatan Kesehatan Pasif
    Merupakan strategi peningkatan kesehatan dimana individu akan memperoleh manfaat dari kegiatan yang dilakukan oleh orang lain tanpa harus melakukannya sendiri.
    b. Peningkatan Kesehatan Aktif
    Pada strategi ini, setiap individu diberikan motivasi untuk melakukan program kesehatan tertentu.

    Sedangkan Pencegahan Penyakit terdiri dari beberapa tingkatan antara lain:
    a.  Pencegahan Primer
    1. Merupakan pencegahan yang dilakukan sebelum terjadi penyakit dan gangguan fungsi, dan diberikan kepada klien yang sehat secara fisik dan mental.
    2. Tidak bersifat tera¬peutik, tidak menggunakan tindakan yang terapeutik, dan tidak menggunakan identifikasi gejala penyakit.
    b.  Pencegahan Sekunder
    1. Merupakan tindakan pencegahan yang berfokus pada individu yang meng-alami masalah kesehatan atau penyakit, dan individu yang berisiko mengalami komplikasi atau kondisi yang lebih buruk.
    2. Pencegahan sekunder dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan pemberian intervensi yang tepat sehingga akan mengurangi keparahan kondisi dan memungkinkan klien kembali pada kondisi kesehatan yang normal sedini mungkin.
    3. Pencegahan komplikasi sebagian besar dilakukan di RS atau tempat pelayanan kesehatan lain yang memiliki fasilitas memadai.
    4. Pencegahan sekunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara menghindarkan atau menunda akibat yang ditimbulkan dari perkembangan penyakit.
    c.  Pencegahan Tersier
    1. Pencegahan ini dilakukan ketika terjadi kecacatan atau ketidakmampuan yang permanen dan atau tidak dapat disembuhkan.
    2. Pencegahan ini terdiri dari cara meminimalkan akibat penyakit atau ketidakmampuan melalui intervensi yang bertujuan untuk mencegah komplikasi dan penurunan kesehatan
    3. Kegiatannya lebih ditujukan untuk melaksanakan rehabilitasi, dari pada pembuatan diagnosa dan tindakan penyakit.

    Tuesday, January 31, 2012

    Makna Kesehatan Menurut Al-Qur-an dan Hadits

    Yang penting untuk kita ketahui tentang sehat adalah bahwa tubuh diciptakan oleh Allah SWT dengan dilengkapi unsur Panas Alami (sebagaimana bumi) yang kelak berfungsi sebagai pembakar 3 unsur lain yakni unsur tanah (disifatkan dengan makanan), unsur udara (oksigen), dan unsur air (minuman). Sedangkan kesehatan itu sendiri hanya bisa diperoleh karena adanya unsur pelembab (senyawa unsur tanah, udara dan air) yang mengimbangi unsur panas. Panas alami tubuh berfungsi untuk mematangkan unsur pelembab yakni materi / zat yang masuk ke tubuh lewat makanan dan mengusir sisa yang tidak berguna (ampas) lalu memperbaiki dan menstabilkannya. Jika proses tersebut tidak sempurna maka rusaklah badan hingga kondisi tubuh terganggu alias timbullah penyakit.Kelembaban merupakan makanan bagi suhu panas, jika tidak ada kelembaban artinya tidak ada yang diolah, praktis tubuh akan kering dan akan cepat aus. Lembab dan panas harus saling melengkapi. Panas adalah bahan dasar unsur pelembab untuk menjaga, mengawetkan dan membakar materi berbahaya hingga pelembab tidak mudah rusak, basi atau tercemar. Sedangkan kelembaban merupakan bahan bakar untuk panas alami tubuh, menyuntik gizi dan memperkuat daya tahan. Jika salah satunya mendominasi secara berlebihan maka terjadilah ketidakberesan system metabolisme sesuai kadar dominasinya.

    Suhu panas ini selamanya diiringi Pendingin Alami tubuh untuk mengimbangi. Karena tubuh memerlukan zat pengganti setelah proses pencernaan agar tetap prima yaitu melalui makanan dan minuman. Jika unsur dingin ini melebihi kapasitas /dominan maka kekuatan panas alami melemah hingga tak mampu lagi melakukan pembakaran sehingga banyak zat yang tidak terbakar sempurna, menjadi materi busuk, mencemari dan akhirnya merusak atau merapuhkan tubuh hingga menyebabkan berbagai penyakit sesuai jenis materi yang dihasilkan dari percampuran tersebut dan juga tergantung pada daya tahan tubuh itu sendiri.

    Sang Pencipta membimbing ciptaan-Nya (manusia) untuk mengonsumsi makanan dan minuman demi membuat tubuh menjadi tetap tegak dan prima (sehat) dengan sekedar mengganti unsur yang hilang karena proses pembakaran dan percampuran alami sesuai kadar yang dibutuhkan tubuh dari segi kualitas dan banyaknya. Selama hidup, tubuh mengalami perubahan sel dan percampuran unsur2 didalamnya. Semakin sering terjadi proses pembakaran, unsur panas akan semakin melemah, begitu juga dengan unsur dingin.

    Jika panas alami melemah, proses metabolisme tubuh juga akan melemah hinggs akhirnya melenyapkan unsur dingin di sisi lain dan memadamkan panas tubuh secara total. Saat-saat inilah seorang hamba telah sempurna ajalnya (MATI) Tugas manusia yang dianugrahi tubuh oleh Sang Pencipta hanyalah mengobati dan menjaganya setiap saat hingga ia menyelesaikan tugasnya sebagai manusia (Tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku). Tujuan menjaga itu bukan untuk memelihara atau mengabadikan unsur panas ataupun dingin hingga bisa awet muda, sehat dan kuat selamanya tetapi hanya sebatas menjaga tubuh dari unsur merusak seperti pembusukan dan sejenisnya, menjaga panas tubuh agar tidak berlebih dan menstabilkan tubuh sekuat tenaga dengan berbagai cara yang tentu saja sebaik2 dan sedetail2 cara adalah cara atau petunjuk yang diberikan Allah lewat Nabi-Nya yang tertulis dalam ALQUR’AN DAN HADITS.

    Pengertian Kesehatan

    Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.[1] Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.[2] Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.[3] Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.[3] Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek.[4] Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang.[4] Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.[5]


    Sumber : Wikipedia Indonesia